Jalan-jalan Sekejap di Kuala Lumpur (1)

Jalan-jalan kuala lumpur

sore di KLCC

Awal bulan Oktober 2016 lalu, saya dan dua orang teman saya (yang juga ibu-ibu) mengikuti kegiatan konferensi internasional di  Universiti Teknologi Malaysia (UTM) Johor Bahru Malaysia. Karena tidak ada direct flight dari Semarang ke Johor Bahru, kami memilih jalur udara Semarang-Kuala Lumpur, dan diikuti dengan jalur darat Kuala Lumpur-Johor Bahru.

Kami berniat untuk jalan-jalan sebentar di Kuala Lumpur. Ibu-ibu berkonotasi dengan hemat, dan itu juga terjadi pada kami, maka kami berhemat dengan membeli tiket AIR ASIA,  lebih ekstrim lagi tidak beli bagasi. Ya, kami bertekad untuk menggendong ransel ala traveller. Yang kemudian agak disesali karena
menggendong tas ransel yang penuh ternyata BERAT saudara-saudara! 🙂 Pada akhirnya pada saat pulang kami beli bagasi juga.

Penerbangan AIR ASIA dari Semarang ke Kuala Lumpur dijadwalkan pagi pukul 08.55 dari Gate 4 Bandar Udara Ahmad Yani, dan sampai pukul 12.20 waktu Kuala Lumpur. Suasana penerbangan lancar, cuaca juga cerah, kami menikmati penerbangan dengan gelak tawa karena ada kata-kata bahasa Melayu yang kadang terasa lucu. Ya, armada AIR ASIA Semarang – Kuala Lumpur dioperasikan oleh AIR ASIA Malaysia. Salah satu kata yang paling menggelikan adalah ketika pramugari mengatakan bahwa pesawat akan “disembur”, saya bertanya-tanya pesawat disembur??? Ternyata disemprot dengan spray saudara-saudara!

Kami mendarat di Bandara KLIA 2, yaitu bandara untuk penerbangan Low Cost. Jarak yang harus ditempuh cukup jauh dan berkelok-kelok untuk sampai ke Imigrasi, kira-kira 15 menit berjalan kaki dengan naik turun eskalator. Nah mulai masa-masa ini kami mulai merasakan beratnya beban ransel yang harus kami gendong. Sesampai di Imigrasi, antrian sudah nampak mengular panjang sekali, padahal petugasnya banyak. Kami mengantre di jalur khusus untuk pemegang paspor negara-negara ASEAN. Saat itu waktu menunjukkan pukul 14 siang waktu Kuala Lumpur, ada perbedaan waktu 1 jam antara Semarang dan Kuala Lumpur. Lepas dari pemeriksaan Imigrasi kami kembali berjalan untuk sampai ke luar bandara, jaraknya masih cukup jauh. Kami melewati konter tourism Malaysia dan mengambil sejumlah peta serta menanyakan arah dimana kami bisa naik Aerobus. Di dekat counter itu ada loket penjualan bus, kami membeli tiket bus jurusan KL Sentral, harganya 11 RM untuk satu orang.

Karena hari sudah siang, perut kami mulai keroncongan juga. Kami bagi tugas, saat ada yang sholat maka yang lain membeli makan siang. Makanan yang cukup familiar disitu adalah KFC, kami putuskan kami membeli disana. Kami berencana makanan akan kami makan di bus saat perjalanan menuju KL Sentral. Lepas dari KFC kami sempat salah naik lift sehingga harus bolak-balik dan berputar-putar sampai akhirnya menemukan tempat untuk naik bus. Bus nya bermacam-macam jurusan, untuk ke KL Sentral kami harus naik di platform 5 atau 6. Tempat duduk di dalam bus boleh dipilih bebas, saya duduk di depan persis di belakang sopir dan dua teman saya duduk persis di kursi belakang saya. Kalau di Indonesia, bus nya mirip bus DAMRI Bandara tapi pengemudinya tidak berseragam seperti DAMRI. Saat mulai nyaman duduk dan mulai ingin menikmati makan siang, datanglah pengemudi bus kepada kami dan menanyakan bungkusan apa yang kami bawa, setelah kami sampaikan bahwa bungkusan itu adalah Ayam KFC, Ia meminta kami untuk membungkus kembali dan diletakkan di depan. Hal serupa juga terjadi pada penumpang lain yang membawa udang goreng. Kami yang mulai lapar akhirnya pasrah dan mencoba menikmati situasi. Bus melaju cukup kencang melewati jalanan yang lebar, saya pikir kami melalui jalan tol, namun di tengah perjalanan kami menjumpai ada moge yang berseliweran di jalan itu. Untuk sampai di KL Sentral kira-kira kami menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam.

Bus merapat di KL Sentral, kemudian kami turun dan naik melalui tangga yang membawa kami ke dalam Stasiun KL Sentral. Agenda pertama tentu saja makan, karena kami sudah sangat lapar. Kami menemukan food court disana, ada banyak pilihan makanan yang ada disana. Saya pesan teh tarik dan roti canai untuk menemani makan siang dengan bungkusan Ayam KFC yang sudah tidak hangat lagi. Agak lama kami disitu sambil melepas penat. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 ketika kami beranjak untuk mencari Loker penitipan. Kami menemukan loker untuk menitipkan tas-tas kami, lokernya variatif ada yang kecil, sedang dan besar, harga sewanya juga bervariasi mulai 5 RM, 10 RM dan 15 RM. Kami pilih yang sedang, cukup untuk memuat tas kami bertiga.

Tujuan selanjutnya adalah ke Twin Tower, kita di Indonesia mengenal dengan nama menara Petronas, tapi ketika teman saya bertanya ke cleaning service mereka nampak
tidak tahu, usut punya usut kalau kita sampaikan Petronas yang dipikirkan adalah pom bensin. Orang-orang disana lebih kenal dengan KLCC atau kita sampaikan saja Twin Tower. Kami kesana menggunakan LRT Kelana Jaya, membeli tiketnya secara otomatis menggunakan mesin, kita masukkan jalur yang diinginkan, akan turun di stasiun mana dan kita masukkan uangnya. Maka akan keluar token berwarna biru berbentuk bulat, token itu yang digunakan untuk masuk melewati palang pintu. Tiket per orang adalah 1.5 RM. Dari KL Sentral kereta melewati  beberapa stasiun sebelum akhirnya berhenti di stasiun KLCC. Ini adalah stasiun bawah tanah yang ada di dalam Mall Suria KLCC. Keluar dari stasiun kita masih menggunakan token, jadi pastikan jangan hilang ya. Keluar dari Mall Suria KLCC kami melihat pemandangan taman dan area publik yang indah dan asri meskipun ada diatara gedung bertingkat,  kami berjalan dan mulai menerka dimana Twin Tower, dan ternyata Twin Tower ada di belakang kami.

twin tower, kuala lumpur

Twin Tower KL

Setelah puas berfoto, kami kembali menuju stasiun KLCC, waktu itu sudah pukul 18.00 sehingga arah menuju stasiun dipadati oleh pekerja yang baru saja pulang dari
kantor, suasana di dalam LRT cukup ramai oleh para pekerja. Kami kembali ke KL Sentral, dalam perjalanan kami melewati Central Market atau pasar seni, kami juga melewati
Masjid Jamek dan kami melihat bangunan indah dengan gaya arsitektur eropa. Sayangnya kami tak punya cukup waktu untuk bisa mengeksplorasinya. Kembali di KL Sentral kami mengambil tas yang ada di dalam loker dan melaksanakan sholat di surau di dekat loker. Karena harus melanjutkan perjalanan ke Johor Bahru, kami selanjutnya menuju ke Terminal Bersepadu Selatan (TBS) dengan menggunakan KTM. Biayanya 2.4 RM per orang, dengan stasiun tujuan Bandar Tasek Selatan.

  • KLIA 2 ke KL Sentral naik apa? KLIA – KL Sentral : menggunakan bus, tiket 11 RM
  • Dari KL Sentral ke Twin Tower naik apa?  KL Sentral – KLCC : menggunakan LRT Kelana Jaya menuju Gombak, tiket 1.5 RM
  • KLCC – KL Sentral : menggunakan LRT Kelana Jaya, tiket 1.5 RM
  • Dari KL Sentral ke Terminal Bersepadu Selatan naik apa? KL Sentral – Bandar Tasek Selatan : menggunakan KTM, tiket 2.4 RM

One thought on “Jalan-jalan Sekejap di Kuala Lumpur (1)

Leave a reply to Sri Wiwoho Mudjanarko Cancel reply